Oleh : Guntoro Soewarno *)
Memperbanyak EM-4, Mengumpulkan Air Cucian Beras, Dedak dan Molase
SEMARANG (ipama.asia) – Tulisan berikut akan menjelaskan lebih detail step by step bagaimana mengembangkan Pertanian Terintegrasi berbasis Organik sampai sukses. Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah membuat bahan-bahan dasar untuk pengembangan program ini.
Mengembangkan pertanian terintegrasi berbasis organik akan banyak sekali membutuhkan bahan-bahan seperti EM-4, molase (tetes tebu)/gula merah/gula pasir, dedak/bekatul, air cucuan beras.
Bahan dasar itulah yang mesti disetok sebanyak-banyaknya. Tanpa membeli. Semua serba buat sendiri. Setelah bahan-bahan itu lengkap, tahap selanjutnya memproduksi berbagai pupuk organik dan pakan fermentasi organik yang dibutuhkan; baik untuk pertanian maupun peternakan berbasis organik.
Pupuk organik yang perlu diproduksi sendiri secara masal adalah Pupuk Organik Cair (POC), Pupuk Pembenah Tanah, Urea Organik, NPK Organik, ZPT Organik, KCL organik, Katalis, Enzim, Air Alkali.
Sementara bahan dasar yang tidak kalah pentingnya adalah kotoran kambing/sapi dan air kencingnya. Juga air hujan. Inilah pentingnya kita wajib memelihara kambing sejak awal, meski berangkat dari 2 ekor.
A. Membuat EM-4
Semua pembuatan berbagai pupuk organik selalu membutuhkan EM-4. Ada tiga jenis EM-4, yaitu untuk pertanian, peternakan dan perikanan. EM-4 adalah dekomposer (cairan pengurai) bahan-bahan mentah organik.
Dalam 1 liter EM-4 mengandung miliaran bakteri pengurai seperti lactobacillus sp, bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Streptomyces, jamur pengurai selulosa, bakteri pelarut fosfor yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik secara alami.
Jadi saat kita melakukan perbanyakan EM-4 disesuaikan dengan kebutuhannya. Kalau akan kita gunakan di pertanian, maka EM-4 yang diperbanyak jenis EM-4 untuk pertanian.
Awalnya kita membeli EM-4 pabrikan ukuran 1 liter. Kemudian kita perbanyak sendiri, dari 1 liter menjadi 10 liter. Dari 10 liter menjadi 100 liter dan seterusnya.
Bahan yang Dibutuhkan
- EM-4 1 liter
- Nanas matang 1 butir
- Air 9 liter (lebih baik air hujan, atau air sumur, atau air dari sumber air, kalau air PDAM mesti diendapkan dulu sehari)
- Molase (tetes tebu) atau gula aren atau gula pasir.
- Galon Le Minerale atau Aqua ukuran 15 liter
- Plastik dan karet
Proses Pembuatan
- Campurkan EM-4 sebanyak 1 liter dengan molase sebanyak 200 ml (gelas aqua). Aduk sampai merata. Biarkan selama 15 menit. Ini agar bakteri yang pingsan di EM-4 menjadi hidup.
- Masukan air 9 liter ke dalam galon Le Minerale
- Buang daun pucuk nanas, tidak usah dikupas, potong kecil-kecil, kemudian diblender sampai halus.
- Masukan air campuran antara EM-4 dan Molase ke dalam galon berisi air. Kemudian masukan juga nanas yang sudah diblender ke dalam galon yang sama.
- Aduk sampai merata, arahnya berlawanan dengan jarum jam, sebanyak 53 x putaran.
- Tutup rapat dengan plastik dan karet yang kencang. Sehingga tidak ada udara yang masuk.Karena prosesnya unaerob.
- Biarkan selama 14 hari, tapi tiap pagi dibuka, biarkan 30 detik dan tutup lagi.
- Pada hari ke-14 sudah jadi EM-4, ciri-cirinya baunya kecut seperti tape.
B. Molase atau Gula Aren atau Gula Pasir
Cari bahan yang murah dan mudah di lingkungan sekitar kandang. Itu prinsipnya. Kalau Molase melimpah dan murah, pakai Molase. Kalau gula aren melimpah dan murah pakai gula aren. Kalau gula pasir yang gampang dan murah, pakai gula pasir tidak apa-apa.
C. Dedak atau Bekatul
Ini wajib ada mesti kebutuhannya tidak besar. Tapi tetap cari dedak atau bekatul yang murah. Harga per Kg tidak boleh lebih dari Rp 4.000. Kalau dedak mahal, sebagai pengganti adalah air cucian beras.
D. Air Cucian Beras
Simpan air cucian beras dalam drum besar yang 50 liter. Ambil dari warung makan atau ibu-ibu rumah tangga yang tiap hari menanak nasi. Ambil air cucian beras dari cucian yang ke-1 dan ke-2. Biasanya kita mencuci beras sampai tiga kali bilasan. Bilasan 1 dan 2 yang kita gunakan.
Saat menampung dalam drum besar, langsung dicampur dengan molase 200 m atau satu gelas aqua. Ini agar tidak terjadi proses pembusukan dan bisa disimpan dalam waktu lama dalam keadaan kualitas tidak turun. (bersambung …)
*) Guntoro Soewarno, Peneliti di Institut Pengembangan Masyarakat (Ipama), satu perusahaan konsultan pemberdayaan masyarakat di bawah PT Aurora Alpha Centauri.
Ipama membuka diri untuk berkolaborasi dengan lembaga pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, LSM lokal, perorangan dan lembaga lainnya yang mempunyai minat dan misi yang sama dengan Ipama. Bagi yang ingin berkolaborasi dalam program-program Ipama bisa menghubungi admin; Email : Infoipama@gmail.com dan whatsapp : 0817422383