Marketing Produk Organik (1) : Siapa Pasar Produk Pertanian Organik?

Oleh : Guntoro Soewarno *)

Pasar Produk Organik adalah Orang Kaya ke Atas

SEMARANG (ipama.asia) – Kalau kita mengembangkan Pertanian Terintegrasi Berbasis Organik, siapa sesungguhnya pasar produk organik? Mereka adalah rumah tangga dengan status kaya ke atas. Atau lebih tepatnya rumah tangga kelas menengah yang menjelang kaya ke atas. Merekalah komunitas masyarakat yang kesedaran akan makan sehat dan hidup sehat sudah tinggi.

Produk organik, baik pertanian, peternakan dan perikanan adalah produk eksklusif. Kenapa eksklusif? Karena produk organik itu selalu berkualitas, enak, harganya wajar dan ini yang penting; Menyehatkan. Tidak ada produk di dunia ini yang bisa memenuhi empat kriteria sekaligus.

Harga tidak mahal? Sudah pasti. Bagi pemain organik yang paham, maka sejatinya tidak ada alasan menjual produk organik dengan harga mahal. Kenapa bisa begitu? Karena ongkos produksi organik itu rendah. Jadi sesungguhnya tidak ada alasan untuk menjual produk organik dengan harga sangat mahal, seperti yang selama ini terjadi.

Kemudian timbul kesan bahwa produk organik selalu identik dengan harga yang selangit. Ini kekeliruan yang fatal.

Peganglah prinsip marketing berikut, kalau ingin jadi raja bener dalam soal pemasaran produk organik; “Produksi barang dengan kualitas super bagus, kemudian jual dengan harga wajar. Tidak pake mahal. Apalagi mahal banget.” Kalau strategi ini kita jalankan, maka kita akan menjadi pemain tunggal organik. Akan menjadi raja organik karena bisa dipastikan tidak akan ada yang akan mampu menyaingi kita.

Apakah Ada Pasar itu?

Pasar produk organik adalah ceruk. Cekungan kecil. Tapi berkualitas. Rata-rata mereka adalah pembeli loyal yang tidak pernah mikir soal harga.

Apakah mereka ada? Jawabannya, tentu ada. Pasar organik tumbuh tiap tahun 5%. Mereka adalah orang kaya ke atas, yang kesadaran akan pentingnya makanan berkualitas dan menyehatkan tinggi.

Coba cek di google, misalnya. Berapa jumlah orang kaya di Semarang? Totalnya 100 ribu KK. Ini pasar yang sangat besar.

Apa ciri-ciri mereka? 1. Selalu tinggal di perumahan atau kawasan elit. 2. Mereka selalu tinggal di kanan kiri jalan protokol. Jadi pasar produk organik itu jelas dan terukur.

Jika dari mereka tiap bulan belanja organik per KK rata-rata Rp 2 juta saja, maka potensi omzet yang bisa diraih sebesar Rp 200 miliar per bulan.

Lalu adakah pasar lain dari produk organik? Ada. Saya menyebutnya pasar lapis kedua. Mereka adalah Rumah Sakit terutama yang swasta. Mereka butuh makanan berkualitas dan sehat. Asal harga kita wajar, mereka pasti mau.

Pasar lapis kedua lainnya adalah warung pecel lele Lamongan. Jaringan Ayam Goreng Mas Budi yang ada di mana-mana. Kelak kalau kita sudah mampu produksi sayur seperti tomat, cabai, dan sebagainya, kebutuhan mereka per bulan rata-rata 500 Kg. Begitu juga kalau kita sudah panen rutin ayam kampung organik, satu lesehan pecel lele Lamongan rata-rata butuh 500 ekor per bulan.

Intinya, jangan khawatir. Pasar Organik adalah bisnis yang sangat menggiurkan. Tentu dengan catatan, kita mampu menjaga mutu organik kita agar benar-benar dan selalu berkualitas organik. (bersambung …)

*) Guntoro Soewarno, Peneliti di Institut Pengembangan Masyarakat (Ipama), satu perusahaan konsultan pemberdayaan masyarakat di bawah PT Aurora Alpha Centauri.

Ipama membuka diri untuk berkolaborasi dengan lembaga pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, LSM lokal, perorangan dan lembaga lainnya yang mempunyai minat dan misi yang sama dengan Ipama. Bagi yang ingin berkolaborasi dalam program-program Ipama bisa menghubungi admin; Email : Infoipama@gmail.com dan whatsapp : +62817422383

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top