Petani Mandiri (1) : Terpaksa Jadi Kaya Raya hanya Mulai dengan Konsep 1.015 M2

Oleh : Guntoro Soewarno *)

Hanya dengan Lahan 300 m2 bisa dapat Penghasilan Minimal Rp 5 juta Per bulan

SRAGEN (ipama.asia) – Era sekarang adalah saatnya petani menjadi mandiri dalam segala hal dan kelak terpaksa menjadi kaya raya. Kondisi ini sangat memungkinkan karena perkembangan ilmu organik sangat maju dan canggih, dalam 10 tahun terakhir. Keadaany seperti ini tidak kalah hebatnya dengan perkembangan teknologi hari ini. Misalnya dengan munculnya Artificial Intelligence (AI).

Semua negara di dunia sekarang sedang fokus bagaimana bisa mandiri secara pangan. Mereka mengerahkan berbagai teknologi agar bisa mencapai itu. Pangan dan energi, jika tidak diantisipasi sejak sekarang akan terjadi krisis di mana-mana.

Teknologi pertanian yang begitu canggih, hanya bisa dijalankan oleh negara-negara maju. Karena, butuh modal sangat besar. Untuk Indonesia, model seperti ini tidak cocok.

Maka dari itu, perlu model yang cocok dengan Indonesia. Model yang lebih membumi dan lebih menghargai kekayaan lokal. Model itulah yang disebut sebagai Integrated Farming berbasis Organik.

Pondasi Pertanian Organik

Negara lain boleh berlomba-lomba dengan teknologi pertanian, kita bisa melawannya dengan konsep Integrated Farming berbasis Organik. Ini model pertanian tradisional, kembali ke bumi, sambil melestarikan alam. Dan kualitasnya tidak kalah dengan teknologi pertanian yang dikembangkan negara-negara maju.

Prinsip Organik adalah Teratur dan Seimbang. Teratur dengan menghargai potensi lokal. Gunakan yang ada tidak usah mengada-ada.

Kuncinya back to basic, dengan menghargai kearifan lokal. Kalau memelihara kambing tidak usah bibit dari Autralia. Kembangkan bibit lokal dengan cara yang benar.

Kalau menanam jagung tidak usah yang hibrida. Tanam jagung lokal dengan cara yang benar. Hasilnya jauh lebih hebat.

Integrated Farming berbasis organik bisa menciptakan petani yang mandiri. Mandiri dalam berbagai hal. Mandiri bibit, mandiri pupuk dan mandiri secara fundamental ekonomi.

Kemandirian pertanian akan terwujud kalau muncul sikap bertanggung jawab. Bertanggung jawab terhadap pola pertanian yang benar. Bertanggung jawab untuk terus fokus dan tekun mengembangkan organik. Bertanggung jawab terwujudnya Integrated Farming berbasis organik yang efisien dan efektif.

Biarlah Terpaksa jadi Kaya Raya

Ketika mengembangkan pertanian terintegrasi berbasis organik, tidak usah berorientasi hasil. Tidak usah ingin menjadi miliarder. Tidak usah bercita-cita menjadi kaya raya.

Kerjakan sesuai dengan SOP, dengan; Fokus, berkomitmen, gigih, disiplin dieksekusi, setia, nikmati prosesnya dengan gembira dan sabar. Jangan lupa, tugas kita hanya ikhtiar maksimal. Perkara hasil itu 100% urusan Allah SWT.

Mulailah dari yang terkecil. Dari apa yang ada dan yang dipunyai hari ini. Jangan melompat langsung besar. Itu pasti gagalnya.

Untuk mengembangkan Integrated Farming berbasis organik tidak perlu modal banyak. Mulailah dari modal sekecil-kecilnya. Bahkan, bila perlu tanpa modal uang. Modalnya hanya ide dan tenaga saja. Tentu plus tanggung jawab dan kerja keras.

Misal. Kita bisa mulai dari mengumpulkan limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk. Dari situ, cari polibag bekas atau bekas cat untuk menanam sayur-sayuran. Kemudian, jual. Hasilnya untuk membangun ayam kampung organik, dan seterusnya.

Kuncinya Ubah Mindset

Kunci penting agar terpaksa menjadi kaya raya itu mesti mengubah mindset. Ubah cara berfikir dan cara bermainnya.

Tani itu Tawakal, Niat Ibadah. Kalau rejeki ingin deras mengalir, biasakan detail dalam soal bertanggung jawab.

Kerjakan pertanian dengan tekun, merunduk. Kerjakan yang ada, nunduk, serius kerjakan, nanti akan terpaksa jadi miliarder. Jadilah petani yang mandiri, yang semuanya serba buat sendiri.

Pekerjaan pertanian sejatinya ful ibadah. Pertanian mutlak tergantung kepada Allah. Pertanian memaksa kita untuk semakin tekun ibadah. Karena hampir semua komponen atau proses di pertanian selalu ada campur tangan Allah SWT secara langsung dan nyata.

Tanah pertanian dan ternak itu bukan milik kita. Kita ini hanya hamba. Hanya utusan. Sehingga tugas kita sebagai manusia adalah selamatkan bumi. Dan itulah tugas manusia yang sebenarnya. (bersambung…)

*) Guntoro Soewarno, Peneliti di Institut Pengembangan Masyarakat (Ipama), satu perusahaan konsultan pemberdayaan masyarakat di bawah PT Aurora Alpha Centauri.

Ipama membuka diri untuk berkolaborasi dengan lembaga pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, LSM lokal, perorangan dan lembaga lainnya yang mempunyai minat dan misi yang sama dengan Ipama. Bagi yang ingin berkolaborasi dalam program-program Ipama bisa menghubungi admin; Email : Infoipama@gmail.com dan whatsapp : 0817422383

4 thoughts on “Petani Mandiri (1) : Terpaksa Jadi Kaya Raya hanya Mulai dengan Konsep 1.015 M2

  1. Maa syaa Allah, saya rasa ini sangat bermanfaat. Bagaimana memulai kerjasama yang lebih detail..

  2. Semangat Pagi…!!
    Saya pegiat petani organik.. Di desa kab Pacitan, adakah info bantuan untuk peralatan pembuatan pupuk organik. agar kelompok petani kita semakin mudah & murah membuat pupuk sendiri..

    1. pak bambang …. sukses ya pak sudah memutuskan jadi petani organik. Saran saya gini pak, biasakan bekerja untuk organik dari yang sudah ada saja pak. tidak usah mengada-ada. membuat pupuk orgaik itu tidak perlu peralatan yang canggih, peeralatan sederhana dan semua ada di lingkungan kita. petani organik mesti mandiri dalam segala hal pak tidak usah bergantung pada bantuan. untuk jelasnya bpk bisa kontak saya di nomor 0817422383

Tinggalkan Balasan ke Aas Syafrudin Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top